Kamis, 16 September 2010

Geliat Pertumbuhan Itu Kian Nyata

- Kini Depok Bukan Hanya Sekedar Tempat Berteduh.


Tak perlu waktu lama bagi Kota Depok untuk muncul menjadi salah satu kota besar di Indonesia. Hanya dalam tempo 11 tahun sejak diresmikan pada tanggal 27 April 1999, Depok, kota yang menjadi penghubung antara Jakarta dan Bogor berhasil mengibarkan diri dalam Jajaran Top 10 kota-kota besar di Indonesia. Namun, mampukah Depok menjadi kota yang peduli, berbagi dan selalu di hati?

Perjalanan panjang Kota Depok untuk menjadi salah satu kota besar di Indonesia bukannya tanpa halangan. Pada awalnya, Depok - yang berawal dari sebuah kecamatan di lingkungan kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor - bagaikan kota tidur, bibit pertumbuhan Depok dimulai ketika Pemerintah menyadari bahwa pembangunan rumah untuk rakyat di kawasan Depok bukanlah semata-mata untuk tempat tinggal, tapi juga sebagai fondasi pembentukan nilai-nilai sosial, seperti pembentukan watak, karakter dan tingkah laku. Perum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) yang ditunjuk sebagai pelaksana oleh pemerintah membangun Perumnas Depok 1 yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 12 Agustus 1976 . Tapi bukan berarti masalah selesai sampai di situ, sampai awal 1980-an, nama Depok boleh dibilang hanya pilihan kesekian di kalangan masyarakat. Maklum, 3 dasawarsa lalu kebanyakan tempat di Depok masih berupa rawa, Tak ayal banyak yang mengkiaskan Depok sebagai tempat “jin buang anak”. Beberapa warga yang ditemui pun mengakui, bahwa awal memilih Depok dikarenakan faktor harga tanah yang saat itu relatif murah. Coba bayangkan, pada sekitar tahun 1980 harga tanah di Depok hanya berkisar Rp. 5000/m2, bandingkan dengan harga tanah di Jakarta pada tahun yang sama berkisar Rp.35.000-50.000/m2, perbedaan yang signifikan itu mampu membuat masyarakat melirik Depok sebagai tempat bermukim. Selama kurun waku 17 tahun sejak ditetapkan oleh pemerintah sebagai kota administrative pada tahun 1982, Depok telah berkembang pesat baik di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, terlebih lagi sejak ditetapkan sebagai kotamadya (kota) pada tahun 1999, tak perlu lagi membujuk orang untuk tinggal di depok seperti yang dilakukan pada awal tahun 1980-an, sekarang Depok telah menjadi magnet yang mampu menarik perhatian banyak orang untuk dijadikan tempat tinggal atau sekedar berkunjung.

Kesuksesan pengembang plat merah membangun perumahan di daerah Depok tiga dasawarsa lalu membuat pihak swasta tak mau ketinggalan momentum. Mulai dari pengembang kelas kakap sampai pihak perorangan turut ambil bagian dalam proyek ini. Itu karena harga rumah di daerah Depok untuk type yang paling kecil tak kurang dari 250 juta rupiah, untuk unit dengan type yang lebih besar harganya tentu cukup menguras isi kantong, terutama bila berada di kawasan elite seperti daerah Margonda dan sekitarnya. Tak punya dana cukup untuk membeli rumah di perumahan elite? Tenang saja, ada cicilan dengan bunga cukup ringan yang ditawarkan beberapa perumahan kepada pembeli. Selain itu banyak perumahan yang bisa dijadikan tempat tinggal yang bagus di perumahan biasa, tentu saja jiwa sosial dan kekeluargaan jauh lebih akrab dirasakan di perumahan biasa dibandingkan dengan di perumahan elite yang mempunyai jiwa individual yang sangat tinggi. Kegiatan sosial seperti kerja bakti, arisan atau pengajian biasa dilakukan untuk menjalin rasa kebersamaan di antara warga penghuni perumahan biasa. Selain itu, adanya rasa senasib sepenanggungan membuat warga yang tinggal berdekatan mempunyai rasa saling bertanggung jawab yang cukup tinggi terhadap keamanan lingkungan sekitar. Sekarang tinggal pilih sesuai kebutuhan anda, memilih hunian dengan tingkat privasi yang sangat tinggi atau hunian dengan jiwa sosial yang tinggi. Pilihan ada di tangan anda.

Setelah pemukiman, tentu setiap keluarga memikirkan apakah kota tersebut menyediakan tempat pendidikan yang layak bagi buah hati tercinta. Mulai dari sarana, prasarana hingga system pembelajaran pun diperhitungkan agar putra-putri kita mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebagai bekal masa depannya. Tak perlu khawatir bagi orang tua untuk menghadapi hal itu, mulai dari sekolah negeri, swasta bahkan sekolah bertaraf internasional pun telah tersedia di Kota Depok. Data yang dihimpun dari website Kota Depok menunjukan jumlah SD Negeri di kota depok mencapai 449 sekolah, SD swasta 113 sekolah, total SMP Negeri dan Swasta berjumlah 232 sekolah, jumlah SMA 84 sekolah, dan SMK mencapai 81 sekolah. Dengan begitu banyaknya sekolah di Kota Depok, setiap sekolah pasti berlomba mengembangkan diri untuk menjadi yang terbaik, bahkan SMAN 1 dan SMAN 2 Depok telah menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), hal itu tentu saja menguntungkan masyarakat dalam memilih sekolah yang berkualitas bagi putra-putrinya. Belum lagi keberadaan universitas papan atas seperti, Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, LP3i, BSI dan berbagai sekolah tinggi lainnya. Melihat fakta di atas, rasanya tak ada alasan untuk menomorduakan Depok sebagai pilihan tempat pendidikan bagi putra-putri kita.

Semakin meningkatnya tingkat pertumbuhan penduduk di Kota Depok yang telah mencapai 1,7 juta jiwa pada tahun 2010 tak sepenuhnya menjadi masalah. Bila kita jeli melihat peluang, dengan penduduk sebanyak itu bisa dibayangkan berapa ceruk keuntungan yang bisa digali bila Depok memposisikan diri sebagai pusat perdagangan dan jasa. Menyadari hal itu, Depok tak ingin kecolongan bila lahan basah itu diambil oleh kota tetangga. Karena itu, geliat pertumbuhan Depok dalam sektor ini terbilang cukup pesat, lihat saja pembangunan mal dan pusat perbelanjaan yang merajalela, sepanjang jalan Margonda saja tak kurang dari 5 pusat perbelanjaan besar yang menyediakan barang dari dalam dan luar negeri, siapa yang tak tahu ITC Depok, Margo City, Detos, Plasa Depok dan D Mall, belum lagi bila kita bergeser sedikit ke daerah Cimanggis masih ada Mall Cimanggis, di daerah sawangan ada DTC dan ada Mall Cinere di daerah Limo. Selain itu, keberadaan pasar tradisional yang tersebar hampir di setiap kecamatan semakin menunjukan bahwa perdagangan di Kota Depok merata dalam hal berbagi kue keuntungan. Lihat berapa perputaran uang yang dihasilkan di Pasar Cisalak, Pasar Kemiri, Pasar Agung Depok timur, Pasar Depok lama dan pasar lainnya, tentu cukup menggiurkan bila dihitung secara matematis. Belum lagi keberadaan Pasar Segar di Jl. Tole Iskandar yang cukup mewah dan lebih mengedapankan konsep pasar modern yang menjaga kebersihan lingkungan pasar agar tercipta kenyamanan dan kesehatan bagi penjual dan pembeli.

Berbicara mengenai masalah kesehatan, Depok menyadari bahwa kesehatan warga adalah hal yang utama. Tak hanya dengan membangun tempat pelayanan kesehatan lalu lepas tangan, tapi juga membangun kesadaran warga akan pentingnya kesehatan dini melalui program kebersihan lingkungan maupun penyuluhan. Sarana pendukung kesehatan seperti unit pengolahan sampah terpadu pun dibangun. Selain itu, sejumlah layanan kesehatan tersedia untuk melayani warga, mulai dari puskesmas yang terdapat di setiap kecamatan, klinik kesehatan dan beberapa rumah sakit, seperti : RSUD Depok, RS.Sentra Medika, RS. Hermina, RS. Puri Cinere, RS. Bhakti Yudha, RS.Mitra Keluarga, RSIA Tumbuh Kembang, RS. Simpangan Depok dan Masih banyak lagi.

Pergerakan penduduk di Kota Depok tak bisa dilepaskan oleh keberadaan jasa transportasi, salah satunya angkutan kota. Namun, keberadaan angkutan kota yang sudah over capacity ini menimbulkan dampak negatif, lihat saja dalam satu rute dilalui oleh dua trayek atau lebih yang menyebabkan banyak angkutan kota mengetem dan berhenti di sembarang tempat. Kesemrawutan ini ditambah banyaknya kendaraan pribadi menyebabkan Depok menjadi makin macet. Kereta api pun belum bisa diharapkan mengurangi kemacetan, walaupun secara matematis lebih cepat dan murah, faktor kenyaman menjadi alasan bagi sebagian orang untuk tidak menggunakan jasa kereta api. Lihat saja pada pagi dan sore hari, moda transportasi ini dipenuhi oleh pekerja, pelajar, ataupun pedagang. Bahkan sebagian dari mereka nekat membahayakan nyawa mereka dengan menaiki atas rangkaian gerbong kereta api agar cepat sampai tujuan.


Dengan semakin membludaknya pengguna jasa kereta api dan meningkatnya kemacetan di kota pemukiman ini membuat Pemkot Depok berusaha mencari solusi untuk mengurangi masalah itu, diantaranya rencana mengadakan bus pengumpan bagi pengguna bus transjakarta, pelebaran Jalan Margonda menjadi 3 jalur dan perbaikan jalan di beberapa tempat. Selain itu, saat ini sedang dibangun jalan tol Cinere-Jagorawi sepanjang 14,7 km yang sempat menimbulkan tarik ulur dalam proses pembebasan lahan. Pembangunan jalan tol yang melewati lima kecamatan di Kota Depok ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan di Jalan Raya Margonda dan sekitarnya.

Dengan berbagai fasilitas pendukung yang dimiliki, aneh rasanya bila kota yang besar seperti Depok tidak memiliki tempat tujuan wisata. Namun, yang menjadi pertanyaan ialah, Adakah tempat wisata di kota depok? Sebagian warga yang ditemui cukup kesulitan menjawab ketika ditanyai hal tersebut. Sebagian lagi berpikiran mall dan pusat perbelanjaan adalah salah satu tempat wisata. Tapi sejujurnya ironi memang bila kita berfikir belanja adalah sebuah wisata. Tak adakah tempat wisata sesungguhnya sehingga mall menjadi sebuah opsi tempat wisata? Tanpa mengesampingkan wisata kuliner dan wisata belanja, Depok sebenarnya memiliki potensi wisata yang tak kalah menarik. Coba kita tengok satu persatu, di Jl. KH. Muhasan II, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok, ada satu tempat wisata yang bisa dijadikan pilihan bagi keluarga untuk berlibur, Kampung 99 Pepohonan atau sering disebut dengan Kampung Rusa namanya, berbagai kegiatan yang berhubungan dengan alam dapat dilakukan disini, seperti memandikan kerbau, tangkap ikan, perah susu, memberi makan rusa, flying fox hingga kegiatan memasak pun dapat dilakukan. Bila Anda ingin mengetahui berbagai macam informasi tentang wisata Kota Depok, TIC (Tourism Information Center) yang juga terdapat di kampung rusa adalah solusinya, karena TIC Depok menyediakan berbagai macam informasi yang berhubungan dengan pariwisata di kota penghubung ini. Bagi umat muslim yang ingin berwisata rohani, di seberang kampung 99 ada Masjid Dian Al-Mahri atau yang lebih dikenal dengan Masjid Kubah Emas yang menyediakan berbagai fasilitas mulai dari gedung serba guna, rumah penginapan, hingga toko souvenir. Selain wisata alam dan wisata rohani, ada lima situ yang bisa dijadikan tempat wisata air, diantaranya Situ Citayam, Situ Pulau Asih di Pancoran Mas, Situ Pengasinan Sawangan, Situ Jatijajar Cimanggis, dan situ Pedongkelan Cimanggis. Pembangunan sarana dan prasarana seperti sarana jalan, sarana sepeda air, terminal sepeda air, dan figura selamat datang pun dilakukan untuk mengembangkan taman wisata air tersebut. Masih kurang variatif? Tenang saja, masih banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti Aquatic Fantasy Swimming Pool di Komplek Telaga Golf Sawangan, Depok Fantasi Water Park di Perumahan Grand Depok City, Pacuan Kuda di Limo, Studio Alam TVRI di Kel. Sukmajaya dan masih banyak lagi tempat wisata menarik lainnya. Selain itu banyak juga wisata seni dan budaya seperti topeng kinang putra cisalak ataupun gong si bolong yang rasanya sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Melihat begitu banyak dan lengkapnya fasilitas yang tersedia di Kota Depok, ditambah lagi dengan letaknya yang sangat strategis, Depok kini menjadi kota idaman bagi masyarakat, bukan hanya sebagai Kota Pemukiman, tapi juga sebagai Kota Pendidikan, Pusat Perdagangan dan Jasa, serta tujuan wisata. Ditambah lagi udara pagi yang masih cukup segar menjadikan Depok semakin nyaman bagi warganya. Itu karena berbeda dengan kota lain yang hanya memiliki sedikit ruang terbuka hijau, kota pendidikan ini masih memiliki cukup banyak ruang terbuka hijau seperti Hutan UI, Taman Hutan Raya Pancoran Mas dan lahan pertanian yang dapat meminimalisasi pencemaran udara di Kota Depok. Selain itu, melalui lahan pertanian, Depok terkenal lewat belimbing dewa yang cukup tersohor dan menjadi kebanggan serta ikon bagi Kota Depok. Dilihat dari fakta di atas dan didukung oleh kepedulian Pemerintah Kota Depok untuk meningkatkan kerukunan, kebersamaaan, kedisiplinan dan kedamaian warganya, tak heran bila Depok berhasil menyejajarkan diri sebagai top 10 kota-kota besar di Indonesia. Namun, tak hanya sebagai kota besar, tapi Depok juga telah menjadi kota yang peduli, berbagi dan selalu di hati bagi masyarakatnya.

Selamat Datang di Kota Depok. . . .


Cimanggis, 16 September 2010



Maulana Yasha